KEUTAMAAN DAN KEISTIMEWAAN PUASA

Puasa secara bahasa artinya Imsak (menahan). Adapun secara syariat, para Ulama mengartikannya dengan berbagai macam definisi. Akan tetapi, definisi yang dipilih adalah bahwa Puasa merupakan Ibadah kepada Allah dengan cara menahan diri dari makan, minum dan seluruh pembatal-pembatalnya, mulai dari terbit fajar kedua sampai terbenam matahari dan dilakukan oleh orang yang memenuhi syarat-syarat tertentu.

Puasa dinamakan juga dengan kesabaran, karena sebuah hadits : ““ Puasa pada bulan kesabaran dan tiga hari disetiap bulan akan menghilangkan kemarahan didada.” (HR. Ahmad 3070). Ada juga yang mengatakan bahwa puasalah yang dimaksud dalam Firman Allah : “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.” (Al-Baqarah: 45). Karena orang yang berpuasa menahan atau menyabarkan diri dari syahwat-syahwatnya.

Puasa memiliki beberapa keutamaan dan keistimewaan, berikut ini keutamaan dan keistimewaannya :

  • Puasa termasuk amalan yang menyebabkan seseorang mendapatkan ampunan dan pahala yang besar dari Allah . Allah berfirman : “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”(Al-Ahzab:35)
  • Puasa itu lebih baik bagi seseorang jika dia mengetahui. Allah berfirman : “Dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (Al-Baqarah:184)
  • Puasa adalah salah satu sebab menuju ketakwaan. Allah berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”(Al-Baqarah:183)

Puasa adalah perisai seorang muslim dari api Neraka. Nabi bersabda : “Rabb kita mengatakan : “Puasa adalah perisai yang menjaga seorang muslim dari api Neraka. Dan puasa untuk-Ku, Akulah yang akan membalasnya.” (HR. Ahmad 14669)

  • Puasa adalah benteng kokoh untuk berlindung dari api Neraka. Berdasarkan hadits Abu Hurairah dari Nabi saw bersabda : “Puasa adalah perisai dan benteng yang kokoh untuk berlindung dari api Neraka.” (HR. Ahmad 9225)
  • Puasa merupakan perisai dari godaan syahwat. Berdasarkan hadits Abdullah bin Mas’ud berkata: “Sesunggguhnya Rasulullah bersabda kepada kami : “Wahai para pemuda, barangsiapa yang sudah mampu menikah maka menikahlah, karena menikah akan menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Namun apabila belum mampu, maka berpuasalah karena puasa akan menjadi penunduk syahwat baginya.” (HR.Bukhari dan Muslim)
  • Orang yang berpuasa sehari dijalan Allah akan dijauhkan oleh Allah dari Neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan. Berdasarkan hadits Abu Sa’id Al-Khudri berkata, saya mendengar Rasulullah bersabda : “ Barangsiapa berpuasa sehari dijalan Allah, niscaya Allah akan jauhkan wajahnya dari Neraka sejauh tujuh puluh tahun perjalanan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Puasa sehari dijalan Allah akan menjauhkan pelakunya dari Neraka sebagaimana jauhnya langit dan bumi. Berdasarkan hadits Abu Umamah Al-Bahili dari Nabi bersabda : “Barangsiapa yang berpuasa sehari dijalan Allah, niscaya Allah akan menjadikan sebuah lubang antara dia dan Neraka, sebagaimana jauhnya langit dan bumi.” (HR. At-Tirmidzi 1624). Imam Al-Qurthubi mengatakan bahwa maksud “dijalan Allah” artinya dalam keta’atan kepada Allah . Dengan kata lain, dia berpuasa kerena mengharapkan Wajah Allah . Namun ada juga yang berpendapat bahwa maksudnya adalah ketika berperang dijalan Allah (jihad fi sabililllah).
  • Puasa adalah wasiat Nabi yang tidak ada bandingannya. Berdasarkan hadits Abu Umamah berkata : “Wahai Rasulullah, perintahkanlah aku dengan suatu perkara yang dengannya Allah akan memberi manfaat kepadaku.” Beliau bersabda : “ Berpuasalah engkau, karena tidak ada yang semisal dengan puasa.” Dalam satu riwayat disebutkan bahwa Abu Umamah bertanya kepada Rasulullah “Amal apakah yang paling utama ?” Nabi bersabda : “Berpuasalah engkau karena tidak ada yang setimbang dengan puasa.” (HR. An-Nasa’i 2220)
  • Orang yang berpuasa akan masuk Syurga dari pintu Ar-Rayyan. Berdasarkan hadits Sahl bin Sa’ad berkata, Rasulullah bersabda : “Dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Ar-Rayyan yang pada hari Kiamat tidak akan ada orang yang masuk ke surga melewati pintu itu kecuali para shaimun (orang-orang yang berpuasa). Tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Lalu dikatakan kepada mereka; Mana para shaimun, maka para shaimun berdiri menghadap. Tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka. Apabila mereka telah masuk semuanya, maka pintu itu ditutup dan tidak akan ada seorangpun yang masuk melewati pintu tersebut”.(HR. Bukhari dan Muslim). Dalam sebuah riwayat dikatakan, “Disyurga itu ada delapan pintu. Ada sebuah pintu yang disebut Ar-Rayyan. Tidak ada yang masuk melalui pintu itu kecuali orang-orang yang berpuasa.” (HR. Bukhari)
  • Puasa termasuk amalan pertama yang menyebabkan seseorang masuk Syurga. Berdasarkan hadits Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda : “Siapa di antara kalian yang berpuasa pada hari ini? lalu Abu Bakar menjawab, ‘Saya.’ Kemudian beliau bertanya, ‘Siapa di antara kalian yang mengantarkan mayit ke kuburnya? Abu Bakar menjawab, ‘Saya.’ Lalu beliau bertanya lagi, ‘Siapa di antara kalian yang memberi makan orang miskin?’ Abu Bakar menjawab, ‘Saya.’ Kemudian beliau bertanya, ‘Siapa di antara kalian yang menjenguk orang sakit? lalu Abu Bakar menjawab, ‘Saya.’ Maka beliau  berkata, ‘Jika semua perkara tersebut ada pada seseorang, maka dia akan masuk surga.” (HR. Muslim)
  • Puasa adalah pelebur dosa-dosa. Berdasarkan hadits Hudzaifah dari Nabi : “Fitnah seseorang dalam keluarganya, harta, anak dan tetangganya. Fitnah itu akan terhapus oleh shalat, puasa, shadaqah, berbuat kebaikan (ma’ruf) dan mencegah kemungkaran.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ini termasuk karunia Allah yang besar. Dosa-dosa seorang muslim yang dia kerjakan terkait istri, anak, harta dan tetangganya akan Dilebur dengan shalat, puasa, sedekah dan amar ma’ruf nahi mungkar. Sudah semestinya seorang muslim memperbanyak amalan-amalan ini. Peleburan dosa ini adalah untuk dosa-dosa kecil. Sedangkan untuk dosa-dosa besar harus dengan taubat yang memenuhi syarat-syaratnya.

  • Pahala orang yang berpuasa akan dipenuhi tanpa batas
  • Orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan didunia dan diakhirat
  • Bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi disisi Allah daripada wangi minyak misik.

Tiga keutamaan diatas disebutkan dalam riwayat Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda : “Allah berfirman, “Semua amalan anak Adam (manusia) adalah untuknya kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberi pahala. Puasa itu adalah perisai. Apabila seseorang berpuasa, maka janganlah ia berkata keji dan kasar. Jika ada orang mencaci atau memusuhinya, hendaklah ia berkata, Aku sedang berpuasa.’ Demi jiwa Muhammad yang ada di tangan-Nya! Sungguh mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah daripada wanginya minyak misik. Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan yaitu; kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa Tuhannya, dimana ia bahagia dengan (pahala) puasanya” (HR. Bukhari dan Muslim)

  • Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafa’at kepada pelakunya pada hari Kiamat. Berdasarkan hadits Abdullah bin Amru bahwa Rasulullah bersabda : “Puasa dan Al-Qur’an akan memberi syafa’at bagi seorang hamba pada Hari Kiamat. Puasa berkata : “Ya Rabb, aku menghalanginya dari makan dan syahwatnya maka berikanlah syafa’at untukku kepadanya.” Al-Qur’an berkata : “Aku menghalanginya tidur dimalam hari, maka berikan syafa’at untukku kepadanya.” Lalu beliau bersabda : “Lalu keduanyapun memberi syafa’at.” (HR. Ahmad 2/174)
    • Puasa merupakan salah satu pintu dari pintu-pintu kebaikkan. Berdasarkan hadits Mu’adz bin Jabal bahwa Nabi bersabda kepadanya : “Maukah kuberitahukan kepadamu pintu-piniu kebaikan?” Puasa adalah perisai, shadaqah itu dapat menghapuskan dosa sebagaimana air dapat memadamkan api, dan shalat yang dilakukan oleh seseorang di tengah malam. ” Dia berkata, “Rasulullah kemudian membaca firman Allah, ‘Lambung-lambung mereka jauh dan tempat tidur mereka,’ hingga pada lafaz ‘apa yang mereka kerjaka” (QS. As-Sajadah:16-17) (HR. At-Tirmidzi 2616)

Sumber : Ash-Shiyam fil Islam fi Dha’uil Kitab was Sunnah hal.6-20 oleh Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Penterjemah : Ust. Surya Darma Al-Maidany, dengan diringkas)

KEUTAMAAN DAN KEISTIMEWAAN RAMADHAN

Bulan Ramadhan memiliki Fadhilah dan keistimewaan yang sangat besar, yaitu sebagai berikut :

  • Allah menurunkan Al-Qur’an pada bulan Ramadhan. Allah berfirman : “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (Al-Baqarah:185). Sungguh, Allah telah memuliakan bulan Ramadhan dari seluruh bulan yang ada dengan memilihnya sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an. Diturunkannya Al-Qur’an itu terjadi pada malam Lailatul Qadar, yakni salah satu malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Allah berfirman : “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.”(Al-Qadr:1),

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.”(Ad-Dukhan:3)

  • Pada bulan Ramadhan, Kitab-Kitab Ilahiyyah diturunkan. Hal ini berdasarkan riwayat dari Watsilah bin Al-Asqa’ bahwa Rasulullah bersabda : “Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan. Taurat diturunkan pada hari keenam bulan Ramadhan. Injil diturunkan pada hari ketiga belas bulan Ramadhan. Dan Al-Qur’an diturunkan pada hari kedua puluh empat bulan Ramadhan” (Musnad Ahmad 4/107)
  • Pada bulan Ramadhan pintu-pintu Syurga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup, setan-setan dibelenggu, pintu-pintu Rahmat dibuka, pintu-pintu langit dibuka dan didalamnya terdapat malam pembebasan dari Neraka. Rasulullah bersabda : “Apabila telah datang malam pertama bulan Ramadhan, maka setan-setan akan dibelenggu, pintu-pintu Neraka akan ditutup dan tidak ada satupun pintu yang dibuka. Pintu-pintu Syurga dibuka dan tidak ada satupu pintu yang ditutup. Kemudian akan ada Penyeru yang berkata : ‘Wahai pencari kebaikkan, bergegaslah, dan Wahai pencari kejahatan, berhentilah !’ Akan ada orang-orang yang Allah bebaskan dari Neraka dan Hal itu ada pada setiap malam.” Dalam lafaz Bukhari “pintu-pintu langit akan dibuka” Sedangkan dalam riwayat Muslim “ pintu-pintu Rahmat akan dibuka” Dan dalam riwayat Bukhari dan Muslim “setan-setan akan dirantai” (HR. Bukhari 1898, Muslim 1079)
  • Pada bulan Ramadhan terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa yang terhalang dari kebaikkan malam tersebut, maka dia terhalang dari semua kebaikkan. Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah bersabda : “Akan datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah wajibkan puasa pada bulan tersebut. Pintu-pintu langit dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan tokoh-tokoh setan akan dibelenggu. Pada bulan itu Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang terhalang dari kebaikkannya, maka dia terhalang dari seluruh kebaikkan.” (HR. An-Nasa’i 2108). Diriwayatkan pula dari Anas dia berkata : “ketika telah masuk bulan Ramadhan, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya telah datang bulan ini. Didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang terhalang untuk mendapatkannya, maka dia telah terhalang dari seluruh kebaikkan. Dan tidaklah terhalang dari kebaikkannya kecuali orang yang memang dihalangi.” (HR. Ibnu Majah 1644)
  • Pada bulan Ramadhan, doa-doa akan dikabulkan. Pada pertengahan ayat-ayat tentang puasa, Allah berfirman : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (Al-Baqarah:186).

Dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id berkata : Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari Neraka pada setiap siang dan malam. Masing-masing mereka memiliki doa yang mustajab.”(HR. Ahmad 7450). Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa yang dimaksud adalah pada bulan Ramadhan. Dalam riwayat Al-Bazzar dari Abu Sa’id Al-Khudri dia berkata bahwa Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari Neraka pada tiap-siang dan malam –yakni dibulan Ramadhan – dan sesungguhnya setiap muslim memiliki doa yang mustajab pada tiap siang dan malamnya.” (HR. Al-Bazzar dalam Kasyful Astar no. 962)

  • Bulan Ramadhan adalah bulan dzikir dan bulan syukur, karena Allah menyebutkan dzikir dan syukur ini ditengah pembicaraan tentang hukum-hukum puasa. Allah berfirman : “Dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Al-Baqarah:185)
  • Ramadhan adalah bulan kesabaran. Berdasarkan hadits Arab Badui dan Ibnu Abbas dari Nabi bahwa beliau Bersabda : “ Puasa pada bulan kesabaran dan tiga hari disetiap bulan akan menghilangkan kemarahan didada.” (HR. Ahmad 3070).Tidak diragukan lagi bahwa Puasa dibulan Ramadhan (mengandung unsur kesabaran), yaitu : bersabar dalam menta’ati Allah, bersabar terhadap takdir Allah berupa lapar dan haus serta bersabar menjauhi apa yang Allah haramkan atas orang yang berpuasa berupa pembatal-pembatal puasa dan yang lainnya. Allah berfirman : “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar:10)
  • Pada bulan Ramadhan akan menggugurkan dosa-dosa. Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda : “Shalat lima waktu, shalat jum’at kejum’at berikutnya, dari Ramadhan ke Ramadhan, akan menggugurkan dosa-dosa diantaranya apabila dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim)
  • Puasa Ramadhan menjadi sebab diampuninya dos-dosa. Berdasarkan hadits dari Abu Hurairah dari Nabi bersabda : “Barangsiapa puasa Ramadhan karena keimanan dan mengharap pahala , maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling banyak mengandung kesempatan pengampunan dosa. Baramgsiapa tidak diampuni dosa-dosanya dibulan Ramadhan, maka sungguh dia telah celaka. Berdasarkan hadits Abu Hurairah bahwa Nabi  pernah naik mimbar dan mengucapkan “Amin, Amin, Amin.” Kemudian ada yang bertanya kepada Beliau, “Wahai Rasulullah , mengapa engkau tadi megucapkan Amin, Amin, Amin ?” Beliau menjawab: “Jibril berkata kepadaku , “Celaka seseorang yang memasuki bulan Ramadhan,namun dia tidak diampuni.” Maka aku katakan, “Amin”. Lalu dia berkata, “Celakalah seseorang apabila engkau disebut disisinya, namun dia tidak bershalawat untukmu.” Maka aku katakan, “amin”. Lalu dia berkata lagi, “Celakalah seseorang yang mendapati kedua orangtuanya atau salah satunya (masih hidup), namun dia tidak masuk syurga.” Maka aku katakan, “Amin.” (HR. Ibnu Khuzaimah 3/192)
  • Mendapati bulan Ramadhan akan mengangkat derajat. Berdasarkan hadits Thalhah bin Ubaidillah mengatakan, bahwasannya dua orang lelaki dari Baliy datang menjumpai Rasulullah , dan keduanya pun memeluk Islam. Salah seorang dari keduanya lebih bersemangat berjihad dari yang lainnya, kemudian ia pergi berperang sehingga mati syahidlah Sedangkan yang satunya lagi hidup hingga setahun setelahnya, kemudian meninggal dunia. Thalhah berkata, “Kemudian aku bermimpi seakan-akan ketika aku berada di pintu surga, tiba-tiba aku berada di sisi kedua lelaki tersebut, dan setelah itu malaikat keluar dari surga. Maka ia mengizinkan lelaki yang meninggal dunia belakangan dari keduanya untuk memasukinya, kemudian ia keluar lagi dan (barulah) mempersilahkan kepada lelaki yang mati syahid. Lalu malaikat itu kembali kepadaku dan berkata, ‘Kembalilah kamu, sesungguhnya belum tiba saatnya perkara ini bagimu.” Pagi harinya Thalhah menceritakannya kepada orang-orang. Mereka pun heran, lantas memberitahukannya kepada Rasulullah  dan menceritakan kejadiannya. Maka beliau bersabda, “Perkara yang mana yang membuat kalian heran?’ Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, orang ini (lelaki yang pertama meninggal) adalah yang paling bersemangat dalam berjihad di antara keduanya, dan kemudian ia pun mati syahid. Lalu mengapa orang yang lainnya (lelaki yang meninggal belakangan justru) masuk surga lebih dulu darinya?” Rasulullah  menjawab, ‘Bukankah orang ini hidup setahun setelahnya?” Mereka menjawab, “Ya.” Beliau bersabda, ‘Bukankah ia mendapatkan bulan Ramadhan dan berpuasa, ia juga mengerjakan shalat ini dan itu dengan berapa sujud dalam satu tahun (itu)?” Mereka pun menjawab, “Ya.” Rasulullah kembali bersabda, “Sungguh sangat jauh perbedaan antara keduanya (dalam kebajikan) bagaikan antara langit dan bumi.” (HR. Ibnu Majah 3925)
  • Umrah dibulan Ramadhan pahalanya seperti Ibadah haji bersama Nabi . Berdasarkan hadits Ibnu ‘Abbas  bahwa Rasulullah  berkata kepada seorang wanita dari Kaum Anshar yang disebut namanya oleh Ibnu ‘Abbas  namanya Ummu Sinan: “Apa yang menghalangimu untuk menunaikan haji bersama kami?”. Wanita itu berkata: “Dahulu kami memiliki seekor unta yang selalu digunakan oleh ayah fulan dan anaknya, maksudnya adalah suami dan anak dari perempuan itu, kemudian dia membiarkan unta tersebut untuk mengangkut air. Beliau berkata: “Apabila datang bulan Ramadhan, laksanakanlah ‘umrah karena ‘umrah pada bulan Ramadhan seperti ‘ibadah haji’ atau seperti itu (haji) sebagaimana Beliau sabdakan.

 

Sumber : Ash-Shiyam fil Islam fi Dha’uil Kitab was Sunnah hal. 31-38 oleh Syaikh Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Penterjemah : Ust. Surya Darma Al-Maidany, dengan diringkas)

ADAB MENYAMBUT RAMADHAN

ADAB MEYAMBUT RAMADHAN

Tanpa terasa oleh kita semua, sebentar lagi kita akan kedatangan tamu yang agung yaitu Bulan Ramadhan. Tamu yang dinanti-nanti dan dirindukan kedatangannya. Sebentar lagi tamu itu akan bertemu dengan kita. Tamu yang membawa berkah yang berlimpah ruah. Tamu bulan Ramadhan adalah tamu agung, yang semestinya kita bergembira dengan kedatangannya dan mempersiapkan diri untuk menyambutnya.

Bulan Ramadhan dengan segala keberkahannya merupakan rahmat dari Allah. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu lebih baik dan lebih berharga dari segala perhiasan dunia. Allah berfirman :

“Katakanlah: “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” (QS. Yunus : 58)

Syaikh As-Sa’di berkata : “Bahwasannya Allah memerintahkan untuk bergembira atas karunia Allah dan rahmat-Nya karena itu akan melapangkan jiwa, menumbuhkan semangat, mewujudkan rasa syukur kepada Allah, dan akan mengokohkan jiwa, serta menguatkan keinginan dalam berilmu dan beriman, yang mendorang semakin bertambahnya karunia dan rahmat (dari Allah). Ini adalah kegembiraan yang terpuji. Berbeda halnya dengan gembira karena syahwat duniawi dan kelezatannya atau gembira diatas kebatilan, maka itu adalah kegimbiraan yang tercela. Sebagaimana Allah berfirman tentang Qarun:

“Janganlah kamu terlalu bangga, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri.” (QS. Al-Qashash: 76)

Karunia dan rahmat Allah berupa bulan Ramadhan juga patut untuk kita sampaikan dan kita sebarkan kepada saudara-saudara kita kaum muslimin. Agar mereka menyadarinya dan turut bergembira atas limpahan karunia dan rahmat dari Allah.

Salah satu bentuk menyadari dan ikut bergembira dengan limpahan karunia dan rahmat Allah adalah dengan menyebut-nyebutnya. Hal ini akan mendorong kita untuk mensyukurinya dan menumbuhkan kecintaan kepada Dzat yang melimpahkan nikmat atasnya. Karena hati itu selalu condong untuk mencintai siapa yang telah berbuat baik kepadanya.

Bagaimanakah Seharusnya Kita Menyambut Ramadhan?

Seorang muslim seharusnya tidak lalai terhadap momen-momen untuk beribadah, bahkan seharusnya ia termasuk orang yang berlomba-lomba dan bersaing (untuk mendapatkan kebaikan) didalamnya. Allah  berfirman :

“Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berloma-lomba.” (QS. Al-Muthaffifiin : 26)

Maka bersemangatlah wahai saudara-saudara muslim dalam menyambut Ramadhan dengan cara-cara yang benar sebagaimana berikut ini:

Pertama, Berdo’a agar Allah mempertemukan dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat dan kuat, serta dalam keadaan bersemangat beribadah kepada Allah, seperti ibadah puasa, sholat dan dzikir.

Maka apabila telah tampak hilal bulan Ramadhan, berdoalah pada Allah:

اَللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِاْلأَمْنِ وَاْلإِيْمَانِ، وَالسَّلاَمَةِ وَاْلإِسْلاَمِ، وَالتَّوْفِيْقِ لِمَا تُحِبُّ رَبَّنَا وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللهُ

“Ya Allah! Tampakkan bulan tanggal satu itu kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam serta mendapat taufik untuk menjalankan apa yang Engkau senang dan rela. Tuhan kami dan Tuhanmu (wahai bulan sabit) adalah Allah.” (HR. Tirmidzi dan Ad-Darimi)

Kedua, Bersyukur pada Allah dan memuji-Nya atas dipertemukannya dengan bulan Ramadhan.

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata dalam kitabnya Al-Adzkar : “Ketahuilah, dianjurkan bagi siapa saja yang mendapatkan suatu nikmat atau dihindarkan dari kemurkaan Allah, untuk bersujud syukur kepada Allah Ta’ala, atau memuji Allah (sesuai dengan apa yg telah diberikan-Nya).”

Dan sesungguhnya di antara nikmat yang paling besar dari Allah atas seorang hamba adalah taufiq untuk melaksanakan ketaatan. Selain dipertemukan dengan bulan Ramadhan, nikmat agung lainnya adalah berupa kesehatan yang baik. Maka ini pun menuntut untuk bersyukur dan memuji Allah Sang Pemberi Nikmat lagi Pemberi Keutamaan dengan nikmat tersebut. Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak dan pantas bagi keagungan Wajah-Nya dan keagungan kekuasaan-Nya.

Ketiga, Bergembira dan berbahagia dengan datangnya bulan Ramadhan.

Telah ada contoh dari Rasulullah bahwa beliau dahulu memberi berita gembira pada para sahabatnya dengan kedatangan Ramadhan. Beliau bersabda :

“Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan Ramadhan bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa didalamnya. Pada bulan itu dibukakan pintu-pintu surga serta ditutup pintu-pintu neraka….” (HR. Ahmad)

Dan sungguh demikian pula as-salaf ash-shalih dari kalangan sahabat dan tabi’in, mereka sangat perhatian dengan bulan Ramadhan dan bergembira dengan kedatangannya. Maka kebahagiaan manakah yang lebih agung dibandingkan dengan berita dekatnya bulan Ramadhan, moment untuk melakukan kebaikan serta diturunkannya rahmat?

Keempat, Bertekad serta membuat program agar memperoleh kebaikan yang banyak di bulan Ramadhan.

Kebanyakan dari manusia, bahkan dari kalangan yang berkomitmen untuk agama ini (beragama Islam), membuat program yang sangat serius untuk urusan dunia mereka, akan tetapi sangat sedikit dari mereka yang membuat program sedemikian bagusnya untuk urusan akhirat. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran terhadap tugas seorang mu’min dalam hidup ini, dan lupa atau bahkan melupakan bahwa seorang muslim memiliki kesempatan yang banyak untuk dekat dengan Allah untuk mendidik jiwanya sehingga ia bisa lebih kokoh dalam ibadah.

Di antara program akhirat adalah program menyibukkan diri di bulan Ramadhan dengan ketaatan dan ibadah. Seharusnya seorang muslim membuat rencana-rencana amal yang akan dikerjakan pada siang dan malam Ramadhan. Dan tulisan yang anda baca ini, membantu anda untuk meraih pahala Ramadhan melalui ketaatan pada-Nya, dengan ijin Allah .

Kelima, Bertekad dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh pahala di bulan Ramadhan serta menyusun waktunya (membuat jadwal) untuk beramal shalih.

Barangsiapa yang menepati janjinya pada Allah maka Allah pun akan menepati janji-Nya serta menolongnya untuk taat dan memudahkan baginya jalan kebaikan. Allah berfirman:

“Maka seandainya mereka benar-benar beriman pada Allah, maka sungguh itu lebih baik bagi mereka.” (QS. Muhammad:21)

Keenam, Berbekal ilmu dan pemahaman terhadap hukum-hukum di bulan Ramadhan.

Wajib atas seorang yang beriman untuk beribadah kepada Allah dilandasi dengan ilmu, dan tidak ada alasan untuk tidak mengetahui kewajiban-kewajiban yang diwajibkan Allah atas hamba-hamba-Nya. Di antara kewajiban itu adalah puasa di bulan Ramadhan. Sudah sepantasnya bagi seorang muslim belajar untuk mengetahui perkara-perkara puasa serta hukum-hukumnya sebelum ia melaksanakannya (sebelum datang bulan Ramadhan), agar puasanya sah dan diterima Allah .

“Maka bertanyalah pada orang-orang yang berilmu jika kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Anbiya’:7)

Ketujuh, Wajib pula bertekad untuk meninggalkan dosa-dosa dan kejelekan, serta bertaubat dengan sungguh-sungguh dari seluruh dosa, berhenti melakukannya serta tidak mengulanginya lagi.

Karena bulan Ramadhan adalah bulan taubat. Barangsiapa yang tidak bertaubat di dalamnya, maka kapankah lagi ia akan bertaubat? Allah berfirman :

“Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung.” (QS. An-Nur: 31)

Kedelapan, Mempersiapkan jasmani dan rohani dengan membaca dan menelaah buku-buku serta tulisan-tulisan, serta mendengarkan ceramah-ceramah islamiyah yang menjelaskan tentang puasa dan hukum-hukumnya, agar jiwa siap untuk melaksanakan ketaatan di bulan Ramadhan.

Demikian pulalah Nabi mempersiapkan jiwa-jiwa para sahabat untuk memanfaatkan bulan ini. Nabi sempat bersabda pada akhir bulan Sya’ban : “Telah datang pada kalian bulan Ramadhan…(sampai akhir hadits).” (HR. Ahmad)

Kesembilan, Mempersiapkan dengan baik untuk berdakwah kepada Allah Ta’ala di bulan Ramadhan, melalui: Menghadiri pertemuan-pertemuan serta bimbingan-bimbingan dan menyimaknya dengan baik agar dapat disampaikan di masjid di daerah tempat tinggal. Menyebarkan buku-buku kecil, tulisan-tulisan serta nasehat-nasehat tentang hukum yang berkaitan dengan Ramadhan kepada orang-orang yang shalat serta masyarakat sekitar.

Menyiapkan “hadiah Ramadhan” sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Hadiah tersebut dapat berupa paket yang didalamnya terdapat kaset-kaset dan buku kecil, yang kemudian pada paket tersebut dituliskan “hadiah Ramadhan”.

Kesepuluh, Menyambut Ramadhan dengan membuka lembaran putih yang baru, yang akan diisi dengan: Taubat sebenar-benarnya kepada Allah.

Ta’at pada perintah Rasul serta meninggalkan apa yang dilarangnya. Berbuat baik  kepada kedua orang tua, kerabat, saudara, istri atau suami serta anak-anak. Berbuat baik kepada masyarakat sekitar agar menjadi hamba yang shalih serta bermanfaat.

Sumber : ‘Asyru Wasail Listiqbali Ramadhan, dgn diringkas, Khalid bin Abdurrahman ad-Durwaisy. http://saaid.net/mktarat/ramadan/22.htm

PROPOSAL PEMBANGUNAN MA’HAD AR-RAIHAN

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

  1. DASAR PEMIKIRAN

Pondok Pesantren adalah sebagai wadah untuk membina dan membimbing generasi Islam untuk memamahi Islam secara baik dan sempurna sesuai dengan ajaran Rasulullah Melihat belakangan ini banyak sekali pembangunan-pembangunan pada suatu daerah khususnya di kabupaten Ketapang, berupa pembangunan perumahan, perkantoran, penginapan,dan sekolah, pondok-pondok pesantren juga andil dalam pembangunan tersebut. Bantuan atau sumbangan berupa dana dan bahan untuk pembangunan pondok pesantren sangatlah kurang untuk diarahkan. Padahal pembangunan pondok pesantren merupakan unsur penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan serta berperan penting untuk pendidikan akhlak yang berpedoman langsung kepada ajaran agama. Sewajarnya saja sebagai umat Islam kita prihatin dan mempunyai keinginan bahwa generasi-generasi Islam harus benar-benar diarahkan pada pendidikan yang benar-benar fokus kepada penanaman nilai-nilai agama demi membentuk karakter dan kepribadian Islami. Maka dari itu kita tumbuhkan motivasi untuk saling belomba-lomba dalam kebaikan, sebagai bentuk kepedulian kita terhadap agama. Alhamdulillah dengan adannya tekad dari sebagian kaum muslimin berencana mendirikan ma’had Ar-Raihan, yang selama kurang lebih hampir 1 tahun ini kegiatan-kegiatan keagamaan telah berjalan setahap demi setahap, mulai dari pembinaan anak-anak, pelajar, sampai dengan orang tua. Hanya saja untuk meningkatkan kenyamanan dan estatika bentuk ma’had sangat diperlukan pembangunan sarana dan prasarana untuk kegiatan tersebut. Semoga dengan adanya ma’had ini tercetak generasi-generasi yang berkualitas dalam mengemban amanah dan dakwah ini. Amin.

  1. SPESIFIKASI

Nama ma’had       : AR-RAIHAN

Alamat                 : Jl. Pangeran kusuma Jaya Rt.002/Rw.001 Kelurahan Mulia Kerta Kecamatan Benua Kayong Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat

Luas tanah            : 30 x 94 m                                         Status Tanah    : Wakaf

Dibawah naungan

LEMBAGA KAJIAN DAN DAKWAH ISLAM “AR-RAIHAN”

Akta Notaris : AYU NURHASANAH, SH, M.Kn. No.28 Tanggal 08 Desember 2014

Sekretariat : Jl. Merak, Kelurahan Sampit, Kecamatan Delta Pawan,

Kabupaten Ketapang, Propinsi Kalimantan Barat

  • VISI DAN MISI

Adapun Visi dan misi dari ma’had Ar-Raihan

VISI

Mencetak generasi Qur’ani, berakhlak mulia, berwawasan intelektual yang luas, menjaga persatuan kaum muslimin diatas Al-Qur’an dan As Sunnah sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah kepada para sahabatnya (salafus shalih)

MISI

Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagaimana yang telah diajarkan Rasullullah kepada para sahabatnya ( salafus Shalih )

  1. MAKSUD DAN TUJUAN
  2. Sarana dalam membina hubungan dengan Allah Subhanahu wata’ala, serta hubungan sesama manusia.
  3. Sarana dalam membina, memupuk dan mempererat ukhwah Islamiyah serta kepedulian sosial di kalangan umat Islam.

 

  1. PROGRAM – PROGRAM MA’HAD

Adapun program-program taman pendidikan Ar-Raihan yang sudah terlaksana adalah :

  1. Taman Pendidikan Al-Qur’an ( TPQ )
  2. Kajian Intensif Setiap Hari Ahad ( Kegiatan Sepekan Sekali )
  3. Kajian Intensif Setiap Hari Sabtu ( Kegiatan Sepekan Sekali )
  4. Kajian Intensif Setiap Hari Kamis ( Kegiatan Satu Bulan sekali )
  5. Penerbitan Buletin Dakwah setiap Juam’at
  6. Program Umum lainnya ( Pelaksanaan Donor Darah, dan penyaluran Infaq/zakat )
  1. SUSUNAN PANITIA PEMBANGUNAN

Penasehat                         : Ustadz Surya Darma

Abdul Malik

Pengawas                         : Semua Pengurus Lembaga

Ketua                              : Gusti Muhammad Najasidin

Sekretaris                         : Herman Suwanto

M.Muslih Adnan

Bendahara                        : Ediwan

Arif Surahman

Seksi Usaha Dana            : Harkannur

Semua Pengurus Lembaga

Seksi Pembangunan         : Samsul Bahri

Panca Adi Putra

  • JADWAL

Jadwal pelaksanaan pembangunan ma’had Ar-Raihan , dimulai pada Bulan Mei 2015 –sd- selesainya kegiatan tersebut.

  • ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN

Estimasi biaya pembangunan sebagai berikut.

TOTAL PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN MA’HAD AR-RAIHAN

RP. 488.089.000,00.-

  1. PENUTUP

Dengan penuh keikhlasan semata-mata hanya mengharapkan ridho dari Allah, kami mengetuk hati Bapak/Ibu sekalian, kaum muslimin dan muslimat untuk mengambil kesempatan yang baik ini untuk menyisihkan sebagian dari rizki dan nikmat yang telah Allah anugrahkan kepada Bapak/Ibu sekalian.

Besar harapan kami kegiatan ini dapat berlangsung dengan baik. Atas dukungan dari seluruh umat muslim baik bantuan moril maupun materiil, kami ucapkan terima kasih.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Ketapang, 27 Mei 2015

PANITIA PEMBANGUNAN MA’HAD AR-RAIHAN

Ketua Pembangunan

Gusti Muhammad Najasidin

Sekretaris

Herman Suwanto

LEMBAGA KAJIAN DAN DAKWAH ISLAM

     “AR – RAIHAN”

Pendidikan, Dakwah dan Sosial

Akta Notaris : AYU NURHASANAH, SH, M.Kn. No.28 Tanggal 08 Desember 2014

Sekretariat : Jl. Merak, Kelurahan Sampit, Kecamatan Delta Pawan,

Kabupaten Ketapang, Propinsi Kalimantan Barat

 

 

Saluran bantuan Anda

Nomor Rekening : BSM 7082774976 An. LKDI AR-RAIHAN

          

                                                                                   

PELAJARAN ADAB UNTUK ANAK-ANAK

ADAB KEPADA ALLAH

Seorang Muslim harus menyakini dengan benar akan kuasa dan keagungan Rabbnya. Dialah yang Maha menciptakan, Maha memberi rizki dan tidak ada Rabb selain Dia . Dialah Tuhan yang Haq, tidak ada sesembahan yang berhak selain-Nya. Dia juga disifati dengan segala kesempurnaan, Maha suci dari segala kekurangan. Seorang muslim harus mengisi hatinya dengan penuh kerendahan, penghormatan dan pengagungan kepada Allah . Untuk meraih hal tersebut maka seorang muslim harus beradad kepadaNya dengan adab yang paling afdhal dan sempurna. Marilah bersama kita pelajari beberapa Adab kepada Allah :

  1. Metaati seluruh perintahNya dan menjauhi semua laranganNya. Tidak mengedepankan ketaatan kepada seseorang atas ketaatan kepada Allah
  2. Mengikhlaskan seluruh Ibadah hanya kepadaNya. Tidak boleh berniat beramal dengan tujuan selain Ridho Allah
  3. Bertawakkal kepada Allah disetiap amalan yang dikerjakan dengan berusaha terlebih dahulu.
  4. Bersyukur terhadap semua nikmat yang telah diberikanNya melalui lisan dan anggota tubuh, karena nikmatNya kepada makhluk tidak dapat dihitung.
  5. Mencintai Alla , mengharapkan pahala dariNya dan takut akan azabNya. Dan salah satu tanda Cinta kepadaNya adalah mentaatiNya, berharap pahala dariNya dan takut akan azabNya.
  6. Ridho akan ketentuan dan takdir Allah dan berprasangka baik kepadaNya. Apabila diberi Allah kebaikan maka syukurilah, sedangkan apabila ditimpa keburukan maka bersabarlah. Semua itu baik untuk kita
  7. Senantiasa berdo’a dan beristighfar kepada Allah . Karena Allah Maha Mendengar, Maha Dekat dan Maha Mengabulkan do’a.

ADAB KEPADA RASUL

  1. Mencintai Rasulullah daripada diri sendiri dan juga mencintai Shahabat dan Ahli Baitnya. Tidak mendahului rasa cinta kepada mereka siapapun dia.
  2. Memuliakan dan menyanjungnya . Apabila disebutkan namanya maka bershalawatlah kepadanya .
  3. Menta’ati apa saja yang Beliau perintahkan, membenarkan apa saja yang Beliau kabarkan dan meningalkan apa saja yang Beliau larang dan membencinya.
  4. Mengikuti dan mencontoh sunnah Beliau serta tidak menyelisihinya.
  5. Mencintai apa yang Beliau cintai dan membenci apa saja yang Beliau benci.

ADAB KEPADA KEDUA ORANGTUA

  1. Menta’ati semua perintah dan larangan ayah dan ibu ketika mereka menyuruh dan melarang. Tidak mengedepankan perkataan orang lain daripada keta’atan mereka. Selagi mereka tidak menyuruh kepada kemaksiatan kepada Allah . Tidak boleh berkata “ah” atau menolak perintah mereka.
  2. Keteika berbicara kepada mereka maka jangan meninggikan suara daripada suara mereka. Berbicara kepada mereka dengan lemah lembut. Tidak boleh memotong pembicaraan mereka. Tidak boleh memanggil mereka dengan namanya akan tetapi pangillah dengan kata-kata ayahku, ibuku. Berbicara dengan mereka dengan senyuman dan menjauhi wajah cemberut.
  3. Memperbanyak berdo’a untuk mereka dan memohonkan ampunan untuk keduanya.
  4. Duduk didepan mereka dengan penuh kesopanan dan penghormatan. Duduk dengan lurus dan tidak mengangkat kaki dihadapan mereka. Tidak memalingkan badan ketika mereka datang. Tidak membuat saudara sendiri marah ketika ada mereka. Tidak boleh ribut atau berisik ketika mereka tidur.
  5. Meminta izin kepada ayah atau ibu sebelum masuk kekamar mereka. Janganlah masuk kecuali mereka mengizinkan.
  6. Menolong ibu melakukan pekerjaan rumah seperti menyiapkan makanan, mencuci dan menjemur pakaian dan juga membersihkan rumah, terlebih lagi ketika dia telah lelah atau sedang sakit.
  7. Senantiasa menjaga ridho mereka dan tidak membuat mereka murka. Bertawadhu’ kepada keduanya dan menyalami tangannya.
  8. Senantiasa mempersiapkan diri untuk melayani dan menafkahi mereka terlebih-lebih ketika mereka sudah tua renta atau sakit.
  9. Menyambung tali silaturrahim mereka, memuliakan karib kerabatnya dan menjaga janji mereka.
  10. Tidak bersafar (melakukan perjalanan) kecuali dengan izin mereka.

ADAB UKHUWAH (BERTEMAN)

  1. Menyanyangi teman-teman yang shaleh karena Allah dan membenci keburukan karena Allah dan tidak berteman dengan mereka yang buruk.
  2. Berteman dengan orang yang pandai yaitu yang dapat bermanfaat untuk diri. Berteman denag orang yang berakhlak baik ayitu orang yang jujur, amanah, tawadhu’ (rendah hati). Berteman juga dengan orang beriman dan bertaqwa yaitu yang dapat membantu didalam keta’atan kepada Allah .
  3. Jangan berteman dengan orang yang bodoh yaitu orang yang dapat memberi mudharat untuk diri. Jangan berteman pula dengan orang yang berakhlak buruk yaitu pendusta, orang yang suka menghina, pengkhianat, dan orang sombong. Dan Jangan pula berteman dengan orang yang fasiq yaitu orang yang dapat menjerumuskan kedalam maksiat kepada Allah
  4. Mengucapkan salam kepada teman dan menyalaminya apabila bertemu.
  5. Menjenguk teman yang sakit, mendo’akan kesehatan untuknya dan mengucapkan Tasymit apabila dia bersin.
  6. Menyanyanginya sebagaimana menyanyangi diri sendiri dan membenci apa yang dia benci sebagaiman menbenci untuk diri sendiri.
  7. Memenuhi undangannya, memberinya nasehat, menolongnya apabila dizhalimi, dan mencegahnya dari perbuatan zhalim kepada orang lain.
  8. Membantunya apabila dia membutuhkan pertolongan dan mendahulukan hajatnya daripada hajat diri sendiri
  9. Jangan menimpakan keburukan, sesuatu yang dibenci dan rintangan kepada teman selamanya.
  10. Tidak boleh mengghibahnya, merendahkannya, menghinanya, menyombongkan diri didepannya dan memeberinya gelar yang buruk.
  11. Jangan mendiamkannya lebih dari 3 hari
  12. Jangan hasad kepadanya, berprasangka buruk, membencinya dan menipunya.
  13. Memaafkan teman atas kesalahannya
  14. Menjaga rahasia dan tidak memberi tahu siapapun selamanya.

ADAB-ADAB BERTETANGGA

  1. Bersikap baik kepada tetangga dalam perkataan maupun perbutan. Menolongnya apabila dia butuh bantuan
  2. Memberinya ucapan “selamat” apabila dia berbahagia seperti pada hari raya, pernikahan, kelahiran anak dan lain sebagainya.
  3. Menjunguknya apabila dia sakit dan berta’ziyah apabila dia ditimpa kematian.
  4. Memberinya makanan apabila dimungkinkan
  5. Jangan menimpakan sesuatu yang dibenci baik dalam perkataan maupun perbuatan kepada tetangga.
  6. Tidak membuang sampah didepan rumahnya.
  7. Jangan mengeraskan suara Radio atau Televisi
  8. Jangan membencinya atau membuka aib/auratnya. Apabila dia memberi gangguan maka bersabarlah.

ADAB-ADAB BERTAMU

Adab sang Tamu :

  1. Apabila seseorang mengundang maka jangan sampai terlambat dalam memenuhi undangan tersebut kecual dengan udzur. Apabila ada dua undangan bersamaan maka penuhilah undangan yang pertama dan minta maaf pada yang lain.
  2. Apabila kita ingin mengunjungi seseorang maka minta izin terlebih dahulu kepadanya, tetapkanlah waktu pertemuan dan jangan sampai terlambat maupun terlalu cepat dari waktu yang telah ditentukan
  3. Meminta izin sebelum masuk rumah, menahan pandangan, mendengarkan perkataannya dengan seksama, jangan memotong pembicaraannya dan jangan pula terlalu lama bertamu.

Adab Tuan Rumah :

  1. Mendo’akan tamu yang baik dan shaleh dan jangan mendo’akan tamu yang buruk. Janganlah bertujuan sombong atau berbangga diri terhadap tamu akan tetapi bertujuan mengikuti sunnah Nabi
  2. Menyambut tamu dan menerimanya dengan baik. Tersenyumlah kepadanya dan ulang-ulangilah kata-kata penyambutan.
  3. Memberi tempat duduk kepada tamu tempat yang terbaik dan bersegeralah menghidangkan makanan yang terbaik untuknya. Ketika dia mau pulang maka temanilah sampai keluar rumah.

ADAB-ADAB SAKIT

  1. Ketika merasa kesakitan maka letakkanlah tangan kanan ditempat yang sakit kemudian bacalah “Bismillah” 3 kali kemudian ucapkanlah:

أَعُوْذُ بِاللهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

“Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari kejahatan sesuatu yang aku jumpai dan yang aku takuti”. sebanyak 7 kali.

  1. Ridholah terhadap takdir dari Allah , jangan putus asa dari penyakit dan jangan pula mengadukan Allah kepada manusia.
  2. Apabila mengetahui seseorang sedang sakit maka bersegeralah untuk menjenguknya. Dan jangan duduk terlalu lama disisinya kecuali hal tersebut membuatnya senang.
  3. Ketika mengunjungi teman yang sakit maka do’akanlah kesehatan baginya dengan do’a :

أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ

“Aku mohon kepada Allah Yang Maha Agung, Tuhan yang menguasai arasy yang agung, agar menyembuhkan penyakitmu” (7 kali)

لاَ بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ

“Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membuat dosamu bersih, insya Allah.”

  1. Meruqyahnya tanpa dia pinta seperti :

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اِشفِهِ أَنتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

“ Wahai Allah, Rabb manusia. Hilangkanlah sakitnya. Sembuhkanlah dia karena Engkau Maha Penyembuh. Tidak ada obat kecuali obat dariMu. Yaitu obat yang tidak membuat sakit kembali.

Atau ruqyahlah dengan Al-Fatihah, Al-Ikhlas dan Al-Mu’awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas)

  1. Membuatnya gembira dan menasehatinya dengan kesabaran, dan berdo’a. Mengajarkannya hukum-hukum thaharah dan shalat bagi orang sakit.

ADAB-ADAB MENUNTUT ILMU

  1. Mengikhlaskan niat karena Allah . Janganlah menuntut ilmu karena ingin mendapatkan harta, kedudukan atau karena ingin tampil diatas dari teman atau karena ingin menjadi juara dalam perlombaan atau karena ingin terkenal sehingga orang-orang menaruh perhatian kepada kita dan lain sebagainya. Akan tetapi belajarlah agar bermanfaat untuk diri sendiri dengan ilmu tersebut dan orang lain dan juga untuk menjaga syari’at Allah
  2. Beramal dengan ilmu yang telah dipelajari
  3. Mempelajari ilmu yang bermanfaat dan menjauhi ilmu-ilmu yang tidak ada manfaatnya sama sekali.
  4. Rajin mendatangi majelis-majelis ilmu, hadir lebih awal, mengingat pelajaran terlebih dahulu dan mengulang pelajaran yang tertinggal
  5. Menghormati guru dan memuliakannya baik didepan maupun dibelakang.
  6. Duduk dihadapannya dengan penuh kesopanan, jangan meluruskan kaki dihadapannya dan jangan duduk bersandar
  7. Mendengarkannya dengan seksama dan tidak memotong pembicaraannya
  8. Mengajukan pertanyaan dengan penuh adab dan tidak berlebih-lebihan bertanya.
  9. Jangan mendahuluinya berbicara dan berjalan
  10. Mengikuti guru dan berakhlak dengan akhlaknya
  11. Jangan memanggil dengan namanya

ADAB-ADAB MAJELIS

  1. Memberi salam kepada ahlu majelis
  2. Duduk ditempat yang ada
  3. Jangan duduk ditengah-tengah majelis
  4. Jangan menyuruh berdiri orang yang duduk kemudian duduk ditempatnya. Jangan pula duduk diantara dua orang kecuali dengan izin mereka berdua
  5. Berlapang-lapanglah dalam majelis ketika diminta
  6. Duduk dengan tenang dan jangan mengganggu teman duduk. Apabila seseorang mengajak berbicara maka dengarkanlah dan jangan memotong pembicaraannya
  7. Minta izin dan memberi salam sebelum keluar dari majelis. Apabila kita kembali lagi maka kita yang paling berhak dengan tempat tersebut
  8. Ketika majelis telah berakhir maka berdo’alah dengan Kaffaratul Majelis yaitu :

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

“Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memujiMu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada- Mu.”

ADAB-ADAB TIDUR

Tidur merupakan suatu nikmat yang besar diantara nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada kita. Setelah bekerja, lelah disiang hari maka kita tidur beberapa jam dimalam hari untuk mengistirahatkan tubuh kita agar keesokan harinya kita kembali kuat dan semangat melakukan pekerjaan kita yang telah Allah ciptakan karenanya. Tidur memiliki beberapa adab. Marilah kita pelajari bersama :

  1. Bersegera untuk tidur pada malam hari setelah shalat ’Isya dan janganlah bergadang kecuali untuk mengulangai pelajaran atau berbicara dengan tamu atau ngombrol dengan keluarga sehingga kita dapat melaksanakan shalat shubuh dengan penuh semangat.
  2. Tidur dalam keadaan suci. Yaitu berwudhu’ sebelum tidur, membersihkan mulut dengan siwak atau pasta gigi.
  3. Jangan tidur dengan perut (tengkurap) baik pada malam maupun siang hari. Karena Allah  tidak menyukai tidur seperti ini.
  4. Tidur dengan miring kekanan. Menghadapkan wajah kekiblat dan meletakkan tangan kanan dibawah pipi kanan
  5. Pastikan lampu telah dimatikan dan pintu telah dikunci.
  6. Mengibas-ngibas tempat tidur sebelum tidur agar tidak ada serangga kecil atau pun kotoran
  7. Memakai baju tidur dan melepaskan pakaian untuk keluar rumah seperti seragam sekolah dan pakaian kerja.
  8. Membaca zikir-zikir mau tidur seperti ayat kursi, surat al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas dan membaca do’a :

بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوْتُ وَأَحْيَا

“Dengan namaMu, ya Allah! Aku mati dan hidup.”

  1. Bangun pagi-pagi untuk melaksanakan shalat shubuh dan membaca do’a bangun tidur :

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ

“Segala puji bagi Allah, yang membangunkan kami setelah ditidurkanNya dan kepadaNya kami dibangitkan.”

ADAB-ADAB MAKAN

  1. Makan dengan niat menambah kekuatan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah
  2. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan
  3. Membaca basmalah, makan dengan tangan kanan dan makan makanan yang terdekat. Jangan makan dari tengah, apabila lupa membaca basmalah maka bacalah:

بِسْمِ اللهِ فِيْ أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ

‘Dengan menyebut nama Allah diawal dan diakhir (makan)”

  1. Ridho dengan makanan yang ada, jangan mencela makanan selamanya. Apabila makanan itu kesukaan kita makan makanlah, apabila tidak suka maka tinggalkanlah.
  2. Menguyah makanan dengan baik, jangan tergesa-gesa dan jangan pula mengisi perut dengan makanan sampai penuh (terlalu kenyang)
  3. Jangan meniup makanan atau minuman yang hangat. Akan tetapi biarkan dulu sampai dingin dan jangan pula melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan rasa jijik kepada orang lain yang makan bersama kita.
  4. Makanlah dengan tiga jari kemudian jilatilah setelah makan
  5. Makan bersama-sama dengan orang lain seperti tamu atau keluarga.
  6. Jangan mulai makan apabila ada bersama kita orang yang lebih tua atau orang yang kita hormati.
  7. Apabila ada makanan yang terjatuh maka hilangkanlah kotoran yang melekat pada makanan tersebut kemudian makanlah, jangan berikan makanan tersebut kepada syaitan.
  8. Duduk ketika minum dan minum sebanyak tiga kali dengan mengucapkan basmalah
  9. Membaca do’a setelah makan, yaitu :

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنِيْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ

“Segala puji bagi Allah yang memberi makan ini kepadaku dan yang memberi rezeki kepadaku tanpa daya dan kekuatanku.”

ADAB-ADAB BERPAKAIAN

  1. Pakailah pakaian dari sebelah kanan dan berdo’alah :

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَسَانِيْ هَذَا (الثَّوْبَ) وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلاَ قُوَّةٍ

“Segala puji bagi Allah yang memberi pakaian ini kepadaku sebagai rezeki daripadaNya tanpa daya dan kekuatan dariku.”

  1. Apabila memakai pakaian baru maka bacalah:

اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ كَسَوْتَنِيْهِ، أَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهِ وَخَيْرِ مَا صُنِعَ لَهُ،وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّ مَا صُنِعَ لَهُ

“Ya Allah, hanya milikMu segala puji, Engkaulah yang memberi pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepadaMu untuk memperoleh kebaikannya dan kebaikan yang ia diciptakan karenanya. Aku berlindung kepadaMu dari kejahatannya dan kejahatan yang ia diciptakan karenanya”

  1. Apabila membuka pakaian bacalah “Bismillah” dan buka pakaian dari sebelah kiri.
  2. Sukailah pakaian yang berwarna putih dan jangan memakai pakaian dibawah mata kaki. Adapun apabila perempuan maka panjangkanlah pakaian sampai menutup mata kaki.
  3. Apabila kita melihat teman memakai pakaian baru maka ucapkanlah :

اِلْبِسْ جَدِيْدًا، وَعِشْ حَمِيْدًا، وَمُتْ شَهِيْدًا

“Berpakaianlah yang baru, hiduplah dengan terpuji dan matilah dalam kea-daan syahid”.

  1. Janganlah anak laki-laki memakai pakaian perempua atau sebaliknya. Laki-laki tidak boleh memakai pakaian sutera, emas dan pakaian orang kafir.

ADAB BERKENDARAAN

  1. Ketika akan menaiki kendaraan bacalah       ”Bismillah” dan setelah berada diatas kendaraan bacalah do’a :

الْحَمْدُ لِلَّهِ سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، الْحَمْدُ لِلَّهِ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

“Dengan nama Allah, segala puji bagi Allah, Maha Suci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari Kiamat). Segala puji bagi Allah (3x), Maha Suci Engkau, ya Allah! Sesungguhnya aku menganiaya diriku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.”

  1. Memberi salam kepada orang yang berada didalam kendaraan. Apabila melewati seorang muslim maka ucapkanlah salam untuknya.
  2. Jangan mengeluarkan kepala dari jendela. Janganlah membuang sampah didalam ataupun dari luar kendaraan.
  3. Menjaga ketertiban, duduk dengan tenang dan jangan berdesak-desakan. Jangan kita duduk sementara orang yang sudah tua renta, wanita hamil atau orang sakit dalam keadaan berdiri.

ADAB DIJALAN

  1. Berjalan dengan lurus dan jangan sombong terhadap siapapun. Berjalanlah dari sebelah kiri jalan.
  2. Memberi salam kepada orang yang dijumpai. Apabila menemui orang yang tersesat dijalan maka arahkanlah.
  3. Menahan pandangan dijalan, jangan mengganggu orang lain dengan tangan maupun dengan lisan.
  4. Mengajak kepada kebaikkan dan mencegah dari kemungkaran serta membuang gangguan dijalan.

ADAB MASUK DAN KELUAR RUMAH

  1. Ketika akan keluar rumah dahulukanlah kaki kiri dan bacalah:

بِسْمِ اللهِ، تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

“Dengan nama Allah (aku keluar). Aku bertawakkal kepadaNya, dan tiada daya dan upaya kecuali karena pertolongan Allah”.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ، أَوْ أُضَلَّ، أَوْ أَزِلَّ، أَوْ أُزَلَّ، أَوْ أَظْلِمَ، أَوْ أُظْلَمَ، أَوْ أَجْهَلَ، أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ

“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu, jangan sampai aku sesat atau disesatkan (setan atau orang yang berwatak setan), berbuat kesalahan atau disalahi, menganiaya atau dianiaya (orang), dan berbuat bodoh atau dibodohi”.

  1. Ketika akan masuk kedalam rumah maka dahulukanlah kaki kanan dan berdoa :

بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا، وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا، وَعَلَى رَبِّنَا تَوَكَّلْنَا

“Dengan nama Allah, kami masuk (ke rumah), dengan nama Allah, kami keluar (darinya) dan kepada Tuhan kami, kami bertawakkal”.

Kemudian memberi salam kepada orang rumah dan memulai bersiwak.

ADAB MENUNAIKAN HAJAT

  1. Masuk kamar mandi dengan kaki kiri dan sebelum masuk berdo’a :

بِسْمِ اللهِ اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

“Dengan nama Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari godaan setan laki-laki dan perempuan”.

  1. Jangan masuk kekamar mandi dengan sesuatu yang memiliki nama Allah
  2. Menutup tubuh, jangan berbicara didalam kamar mandi kecuali ada hajat, jangan menjawab panggilan azan, dan jangan pula membalas ucapan salam.
  3. Jangan menghadap kiblat maupun membelakanginya ketika Buang Air Kecil atau Buang Air Besar.
  4. Membersihkan najis dengan air dan memakai tangan kiri. Apabila bisa menggunakan serbet atau batu untuk bersuci maka jangan kurang dari 3 buah, apabila ingin ditambah maka harus bilangan ganjil.
  5. Jangan menunaikan hajat dijalan yang dilalui manusia atau ditempat bernaung dan diair mereka. Jangan kencing diair yang tergenang atau ditempat mandi kemudian berwudhu disitu.
  6. Mencuci tangan sampai bersih dengan air dan sabun setelah menunaikan hajat.
  7. Keluar dari kamar mandi dengan kaki kanan dan berdo’a:

غُفْرَانَكَ

“Aku minta ampun kepadaMu”.

ADAB-ADAB MASJID

  1. Masuk kedalam masjid dengan kaki kanan dan berdo’a:

بِسْمِ اللهِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

“Dengan nama Allah dan semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah. Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmatMu untukku.”

  1. Jangan melakukan jual-beli, mencari barang hilang didalam masjid. Jangan berbicara dengan suara keras, jangan pula berjalan didepan orang yang shalat, dan tidak boleh berseda gurau dengan sesuatupun.
  2. Janganlah duduk dimasjid sebelum shalat 2 raka’at.
  3. Keluar masjid dengan kaki kiri dan berdo’a :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

”Ya Allah, sesungguhnya aku minta kepadaMu dari karuniaMu.”

ADAB-ADAB SALAM

  1. Ketika berjumpa dengan seorang muslim, maka beri salam terlebih dahulu, jangan hanya memberi isyarat dengan tangan saja.
  2. Tersenyum kepadanya, menyalaminya dengan tangan kanan.
  3. Ketika akan berpisah atau membuka majelis mengucapkan salam kepada teman.
  4. Apabila seseorang memberi penghormatan (salam) maka balaslah penghormatan (salam) tersebut dengan yang lebih baik dan balaslah dengan semisalnya.
  5. Janganlah mempergunakan ucapan salam selain ucapan salam Islam yaitu :

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

  1. Tinggalkanlah bentuk-bentuk ucapan salam yang asing atau salam orang-orang kafir.
  2. Janganlah memulai ucapan salam kepada orang kafir, apabila dia (orang kafir) memberi salam maka jawablah sebagaimana dia ucapkan.
  3. Urutan yang memberi salam yaitu : “yang muda memberi salam kepada yang tua, yang berkendaraan memberi salam kepada yang jalan, yang jalan memberi salam kepada yang duduk, orang yang sedikit memberi salam kepada orang yang banyak.”

ADAB-ADAB MINTA IZIN

  1. Sebelum masuk rumah seseorang berilah salam terlebih dahulu kemudian minta izinlah, seperti : “Assalamu’alaikum, bolehkah saya masuk?”
  2. Minta izinlah sebanyak 3 kali dan jangan lebih. Apabila dia mengizinkan masuk maka masuklah. Apabila dia tidak mengizinkan masuk maka pulanglah dengan rasa senang dan jangan marah.
  3. Mengetuk pintu dengan lembut, jangan mengetuk pintu dengan keras dan jangan pula berdiri didepan pintu akan tetapi berdirilah disebelah kanan atau kiri pintu.
  4. Jangan masuk kamar orang tua sebelum mereka mengizinkan terlebih lagi pada waktu sebelum shalat shubuh, ditengah hari dan setelah shalat Isya’.
  5. Jika tuan rumah bertanya siapa itu (pengetuk pintu) ? maka perkenalkanlah diri dan jangan mengatakan ”saya”
  6. Boleh masuk kerumah yang tidak ditinggali yang merupakan tempat bersenang-senang tanpa izin terlebih dahulu seperti toko, mesjid dan rumah sakit.

ADAB BERBUAT BAIK PADA HEWAN

  1. Memberi makan dan minum hewan apabila mereka lapar dan haus
  2. Mengasihi dan menyanyangi hewan, jangan membawa mereka ketempat yang tidak layak
  3. Jangan menyiksa binatang dengan berbagai macam siksaan, seperti mengurung mereka tanpa diberi makan dan minum, memukul, membunuh, membakar dengan api, mengambil lalu dilempar, atau memisahkan antara induk dengan anaknya.

ADAB MEMBACA AL-QUR’AN

  1. Duduk dalam keadaan suci dan bersiwak
  2. Duduk dengan penuh adab dan ketenangan menghadap kiblat.
  3. Memperindah suara ketika membaca Al-Qur’an, memperhatikan hukum-hukum tajwid, tidak tergesa-gesa membaca dan tidak boleh khatam Al-Qur’an kurang dari 3 hari.
  4. Membaca Al-Qur’an dengan tartil, mentadabburinya, merenunginya dan mengamalkannya. Beradablah dengan adab Al-Qur’an dan berakhlaklah dengan akhlaknya.

ADAB BEROLAHRAGA

  1. Berniatlah berolahraga untuk menguatkan badan dalam rangka melaksanakan ketaatan kepada Allah
  2. Memilih tempat dan waktu yang tepat untuk bermain. Diantara yang paling utama yaitu berolahraga ditempat yang luas, bersih seperti taman, tempat permainan, lapangan sekolah dan jangan bermain ketika waktu shalat.
  3. Janganlah menggabungkan olahraga antara anak laki-laki dengan anak perempuan akan tetapi pisahkanlah antara laki-laki dengan perempuan.
  4. Memakai pakaian yang menutup aurat dan menjauhi permainan yang diharamkan.

Sumber : AlBetaqa.com

الرَِّجَالُ أَرْبَعَةٌ: رَجُلٌ يَدْرِيْ أَنّهُ لاَ يَدْرِيْ فَذَلِكَ جَاهِلٌ فَعَلِّمُوْهُ، وَرَجُلٌ يَدْرِيْ وَلاَ يَدْرِيْ أَنَّهُ يَدْرِيْ فَذَلِكَ غَافِلٌ فَنَبِّهُوْهُ، وَرَجُلٌ يَدْرِيْ وَيَدْرِيْ أَنَّهُ يَدْرِيْ، فَذَاكَ عَالِمٌ فاََتَّبِعُوْهُ، وَرَجُلٌ لاَ يَدْرِيْ وَلاَ يَدْرِيْ أَنَّهُ لاَ يَدْرِيْ فَذَلِكَ مَائِقٌ فَاحْذَرُوْهُ

Manusia itu ada empat macam: Seorang yang tahu bahwa dirinya tidak tahu maka dia adalah jahil, ajarilah. Dan seorang yang tahu tapi dia tidak tahu kalau dirinya tahu maka dia lalai, ingatkanlah. Dan seorang yang tahu bahwa dirinya tahu maka dia seorang berilmu, maka ikutilah. Dan seorang yang tidak tahu namun tidak tahu kalau dirinya adalah tidak tahu, maka dia adalah pandir, waspadahlah. (Jami’ Bayanil ilmi wa Fadhlihi 2/105)