ADAB – ADAB PUASA MUSTAHAB

ADAB – ADAB PUASA

Puasa memiliki adab-adab yang hukumnya mustahab (berpahala ketika dikerjakan dan tidak diazab bila meninggalkannya). Orang yang berpuasa sangat dianjurkan untuk mengerjakan dan menjaga adab-adab ini, agar dia mendapatkan pahala yang sempurna dari puasanya tersebut. Addab-adab yang mustahab itu sebagai berikut :

1. SAHUR

Sahur pada hakekatnya adalah seluruh makanan dan minuman yang disantap oleh orang yang ingin berpuasa pada akhir malam menjelang shubuh. Wwaktu sahur dimulai pada akhir malam. Ada yang berpendapat dari sepertiga malam yang terakhir sampai terbit fajar.

Sahur memiliki banyak hikmah. Diantaranya adalah menyelisihi Ahlul Kitab. Berdasarkan riwayat Amru bin Al-Ash bahwa Rasulullah bersabda : “Pemisah antara puasa kita dan puasa Ahlul Kitab adalah makan sahur.” (HR. Muslim).

Sahur juga memiliki beberapa keutamaan diantaranya, bahwa sahur mengandung keberkahan. Hal ini berdasarkan riwayat dari Anas bin Malik dia berkata, Nabi bersabda : “ Bersahurlah kalian, karena didalam sahur itu mengandung keberkahan.” (HR. Bukhari dan Muslim). Diantaranya juga bahwa Allah dan para MalaikatNya bershalawat kepada orang yang makan sahur. Berdasarkan riwayat dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa Rasulullah bersabda : “Makan sahur mengandung keberkahan, maka janganlah kalian meninggalkannya meskipun dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah dan para MalaikatNya bershalawat kepada orang yang bersahur.” (HR. Ahmad)

Dan makanan yang paling utama ketika sahur adalah kurma. Berdasarkan hadits Abu Hurairah dari Nabi bersabda : “Sebaik-baik sahur seorang mukmin adalah kurma.” (HR. Abu Daud)

Sahur hukumnya sunnah muakkadah, tidak wajib. Al-Hafizh Ibnu Hajar menukilkan ijma’ yang menunjukkan bahwa sahur itu mustahab dan dianjurkan. Sahur dapat dilakukan meskipun dengan seteguk air ketika tidak ada makanan. Berdasarkan hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri diatas

2. MENGAKHIRKAN SAHUR

Mengakhirkan sahur adalah sesuatu yang paling utama, berdasarkan riwayat dari Anas bin Malik , Zaid bin Tsabit menceritakan bahwa dia pernah sahur bersama Nabi kemudian shalat. Aku katakan, “Berapa lama jeda waktu antara sahur dan shalat ?” Dia menjawab, “Selama waktu orang membaca lima atau enam puluh ayat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Mengakhirkan sahur ini akan lebih menguatkan orang yang berpuasa dan menghindarkannya tertidur dari shalat shubuh. Orang yang berpuasa masih boleh makan dan minum walaupun sudah selesai sahur dan telah berniat puasa sampai nyata terbitnya fajar. Karena Allah berfirman : “makan dan minumlah kalian sampai terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar, kemudian sempurnakanlah puasa sampai malam hari.” (Al-Baqarah:187)

3. BERBUKA

Sunnahnya, orang yang berpuasa hendaknya berbuka setelah matahari terbenam dan tidak menyambung puasa. Berdasarkan hadits dari Umar bin Al-Khaththab  dia berkata, Rasululullah bersabda : “Apabila malam telah datang dari sini, siang telah berpaling dan matahari telah tenggelam, maka sungguh orang yang berpuasa telah berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

4. MENYEGERAKAN BERBUKA SETELAH JELAS MATAHARI TERBENAM

Berdasarkan hadits Sahl bin Sa’ad bahwa Rasulullah bersabda : “Manusia senantiasa dalam kebaikkan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maksud dari “menyegerakan berbuka” adalah Apabila malam telah datang dari sini, siang telah berpaling dan matahari telah tenggelam, maka sungguh orang yang berpuasa telah berbuka.

Rasulullah juga bersabda : “ Senantiasa Agama ini ada atau tampak selama manusia menyegerakan berbuka, karena orang Yahudi dan Nashrani mengakhirkan berbuka.” (HR. Abu Daud)

5. BERBUKA DENGAN KURMA BASAH

Apabila kurma basah tidak ada, maka dengan kurma kering. Dan jika kurma kering tidak ada maka dengan air. Berdasarkan hadits Anas bin Malik dia berkata “Nabi biasanya berbuka terlebih dahulu dengan sebelum shalat berbuka dengan kurma basah, jika tidak ada dengan kurma kering. Dan jika tidak ada juga beliau meneguk beberapa teguk air.” (HR. Abu Daud). Namun apabila tidak ada semuanya, seseorang dapat berbuka dengan makanan dan minuman halal yang mudah didapati. Apabila tidak ada makanan ataupun minuman sama sekali maka dia berniat untuk berbuka didalam hati.

6. BERDOA KETIKA BERBUKA DAN SELAMA BERPUASA

Karena doanya orang yang berpuasa tidak akan tertolak sampai dia berbuka atau ketika dia berbuka. Berdasarkan hadits Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah bersabda : “Ada tiga golongan yang doanya tidak ditolak, imam yang adil, orang yang berpuasa sampai dia berbuka dan orang yang dizhalimi.” (HR. Ibnu Majah)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abi Mualikah berkata, saya mendengar Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya orang yang berpuasa itu mempunyai doa yang tidak akan ditolak ketika dia berbuka.” Ibnu Abi Mulaikah berkata, saya mendengar Abdullah bin Amr berdoa ketika berbuka, “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepadaMu untuk mengampuniku denga rahmatMu yang meliputi segala sesuatu.” (HR. Ibnu Majah)

Abdullah bin Umar berkata, “Biasanya Rasulullah ketika berbuka berdoa :

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

“Telah pergi dahaga, telah basah urat-urat dan tetaplah pahalanya Insya Allah.” (HR. Abu Daud)

7. MEMBERI MAKANAN KEPADA ORANG-ORANG YANG BERPUASA

Perbuatan ini memiliki pahala yang besar, walaupun orang yang diberi makanan berbuka adalah orang kaya dan walaupun makanan berbuka yang diberikan hanya berupa kurma, air ataupun susu. Berdasarkan hadits Zaid bin Khalid Al-Juhni berkata, Rasululllah bersabda : “Barangsiapa memberi makanan berbuka untuk orang yang berpuasa, dia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala puasanya sedikitpun.” (HR. At-Tirmidzi)

8. MENINGGALKAN WISHAL (MENYAMBUNG PUASA)

Merupakan sunnah adalah tidak melakukan wishal, berdasarkan hadits Abdullah bin Umar bahwa Nabi melakukan puasa wishal, maka manusia pun melakukan puasa wishal, dan hal itu memberatkan mereka, maka Nabi melarang mereka melakukan puasa wishal. Merekapun berkata : “Bukankah engkau melakukan puasa wishal ?” Maka Nabipun menjawab : “Aku tidak sama dengan keadaan seorang dari kalian karena aku diberi makan dan minum”. (HR. Bukhari)

9. MEMPERBANYAK MEMBACA AL-QUR’AN, DZIKIR, SHALAT, SEDEKAH DAN UMRAH

Dianjurkan bagi orang yang berpuasa untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an, berdzikir setiap saat dan menjaga dzikir pag dan petang serta dzikir-dzikir lainnya. Ia juga dianjurkan untuk memperbanyak shalat sunnah khususnya dimalam hari dan berdoa kepada Allah , karena doa orang yang berpuasa tidak akan ditolak sampai dia berbuka. Demikian juga sedekah dan pintu-pintu kebaikkan lainnya. Berdasarkan hadits Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah  adalah manusia yang paling dermawan dan kedermawanan Beliau akan lebih bertambah terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril  menemuinya. Dan Jibril biasa mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada Beliau. Sungguh Rasulullah  jauh lebih dermawan daripada angin yang berhembus” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sifat kedermawanan Beliau menghimpun segala jenis kedermawanan. Beliau dengan mencurahkan ilmu, jiwa dan harta untuk Allah demi membela agamaNya, menyampaikan hidayah dan manfaat kepada hamba-hambaNya dengan berbagai cara. Mengajari orang yang tidak tahu, menunaikan keperluannya dan memberi makan orang yang lapar. Kedermawanan Beliau ini semakin bertambah lagi pada bulan Ramadhan. Maka bagi seorang muslim hendaklah mencontoh Rasulullah .

10. SELALU MENGINGAT NIKMAT ALLAH YANG TELAH MEMBERNYA TAUFIK UNTUK BERPUASA

Karena seseorang dapat berpuasa karena Allah telah memberinya Taufik dan kemudahan untuk berpuasa sehingga dia dapat menyempurnakan harinya, sampai kebulan Ramadhan dan sempurna bulannya. Sungguh, banyak manusia yang terhalang dari berpuasa. Bisa karena wafat sebelum tiba bulan Ramadhan, atau karena kelemahannya untuk berpuasa, atau disesatkan dan dipalingkan darinya. Maka hendaklah orang yang berpuasa banyak memuji Allah atas nikmat berpuasa yang merupakan sebab pengampunan dosa, pengguguran kesalahan dan pengangkatan derajat dinegeri akhirat.

11. BERSIWAK

Bersiwak (menyikat gigi) sangat dianjur kan disetiap kesempatan, baik bagi orang yang berpuasa ataupun tidak. Dan bersiwak dapat dilakukan baik sebelum matahari tergelincir ataupun sesudahnya. Berdasarkan hadits Aisyah berkata, Rasulullah bersabda : “Siwak itu mensucikan mulut dan membuat rido Rabb.”(HR. An-Nasa’i)

12. MENAHAN ANGGOTA BADAN DARI PERKARA-PERKARA YANG TIDAK BERMANFAAT

Baik dalam ucapan, penglihatan, pendengaran, tidur dan perkara-perkara lain yang sekiranya dapat menyibukkan diri dari menta’ati Allah. Ini dalam perkara-perkara yang tidak mengandung dosa. Meninggalkan perkara-perkara tadi akan membantu seseorang untuk ta’at kepada Allah dan merupakan salah satu sebab lapangnya dada, tenangnya hati, hilangnya kesedihan dan kegundahan.

Sumber : Ash-Shiyam fil Islam fi Dha’uil Kitab was Sunnah hal.247-273, Penterjemah : Ust. Surya Darma Al-Maidany, dengan diringkas)

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s